Selasa, 24 September 2013

Pengukuran Gejala Pusat

UKURAN GEJALA PUSAT
Beberapa ukuran dari gejala pusat adalah : rata – rata atau rata – rata hitung , rata – rata   ukur , rata – rata harmonik  dan modus .
A.   Rata – rata atau rata – rata hitung
1.    Rata – rata hitung data tunggal
Nilai – nilai data kuantitatif akan dinyatakan dengan  apabila dalam kumpulan data itu terdapat n buah nilai . simbol n juga akan dipakai untuk menyatakan ukuran sampel . yakni banyak data atau obyek yang diteliti dalam sampel. Symbol N dipakai untuk menyatakan ukuran populasi , yakni banyak anggota terdapat dalam populasi . jika ada lima nilai ujian dari lima orang mahasiswa untuk mata kuliah statistika berbentuk : 70 , 69 , 45 , 80 dan 56. maka dalam symbol ditulis : X1 = 70  X2 = 69,  X3 = 45 , X4 = 80 , X5 = 56. Dalam hal ini n = 5 maka yang menyatakan sebuah sampel berukuran 5.
Rata – rata hitung untuk data kuantitatif yang terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan jalan membegi jumlah nilai data oleh banyak data . symbol rata – rata untuk sampel ialah  ( baca : eks garis/ eks bar ) sedangkan rata – rata untuk populasi dipakai symbol μ    (baca : mu ). Jadi   adalah statistik dan μ adalah parameter untuk menyatakan rata – rata . rumus untuk    adalah :
                            
Untuk kelima nilai ujian diatas , nilai rata – ratanya adalah :
 x̅ = 70 + 69 + 45 + 80 + 56 =  64 .
                n   
2.     Rata – rata kelompok
Xi
fi
70
5
69
6
45
3
80
1
56
1
 Jika ada  lima mahasiswa mendapat nilai 70 , enam mendapat nilai 69 , tiga mendapat nilai 45 dan masing – masing seorang mendapat nilai 80 dan 56 , maka lebih baik data itu ditulis sebagai berikut :
 xi : menyatakan nilai ujian dan
 fi : menyatakan frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian .
 misal : f1 = 5 untuk x1 = 70 , f2 = 6 , untuk x2 = 69
 dan seterusnya . untuk data berbentuk demikian , rumus rata – ratanya adalah :
Ialah  hasil kali antara frekuensi dan nilai data dibagi oleh jumlah frekuensi . untuk contoh diatas dianjurkan dibuat tabel penolong seperti sebagai berikut :
Xi
fi
fi . xi
70
5
350
69
6
414
45
3
135
80
1
80
56
1
56
Jumlah
16
1035
Dari tabel diatas , didapat :   = 16 dan   = 1035 .
Sehingga         atau
 x̅ = 1035   = 64, 6
         6
Nilai rata – rata ujian statistika untuk ke – 16 mahasiswa itu adalah 64,6 .
3.      Rata – rata gabungan .
Rumus IV ( 2) disebut pula rumus rata – rata diboboti yang sering dipakai untuk memperbaiki rata – rata yang dihitung oleh rumus IV ( 1 )
Contoh :  
Data berikut merupakan daftar barang yang disimpan digudang , diantaranya terdapat yang rusak .
Barang
Disimpan
Rusak
%
A
100
96
96
B
200
92
46
C
160
80
50
D
80
60
75
Jumlah
540
328
267
Jika rata – rata mengenai persen barang yang rusak dihitung dengan rumus IV ( 1 ), maka :
x̅ = 96 + 46 + 50 + 75 %   = 66, 75 %
                      4
Tetapi barang yang rusak ada 328 dari 540 . ini berarti 328    x 100 % = 60, 07 %. Hasil ini                                                                                                                                              540                                                                                   540
 didapat  Dengan menggunakan rumus IV ( 2 ) seperti dalam daftar berikut .
Xi ( % )
Fi
fi. Xi
96
100
96
46
200
92
75
160
80
75
80
60
Jumlah
540
328
Dalam tabel diatas ini , xi = persen yang rusak , fi = banyak barang . dari tabel dan rumus IV       ( 2 ) didapat :
 x 100 %
= 328   x  100 %
   540                    
= 60, 07 % .
Jadi , rata – rata terdapat 60 , 07 % barang yang rusak .
Selanjutnya kita juga dapat menentukan rata – rata gabungan , yaitu rata – rata dari beberapa sub sampel masing – masing dengan keadaan berikut :
Sub sampel 1 : berukuran n1 , dengan rata – rata     
Sub sampel 2 : berukuran n2 , dengan rata – rata 
………………………………………………………………………………..
Sub sampel k : berukuran  nk dengan rata – rata  x̅k
Maka rata – rata gabungan dari k buah sub sampel itu dihitung dengan :
Contoh :
tiga sub sampel masing – masing berukuran 10,6  dan 8 sedangkan rata – ratanya   masing – masing 145 , 118 , dan 162 . adalah salah jika rata – rata gabungan dihitung dengan rumus IV   ( 1 ) , ialah :
x̅ = 145 + 118 + 162   =  141 , 7
                    3
Yang benar , harus dihitung dengan rumus  IV ( 3 ) , ialah :
x̅ =  ( 10 ) + ( 145 ) + ( 6 ) + ( 118 ) + ( 8 ) + ( 162 )   =  143,9 .
                                      10 + 6 + 8
Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi , rata – ratanya dihitung dengan rumus IV ( 2 ) , ialah :
                     IV ( 4 ) ………………………………. 
Hanya disini  Xi = tanda kelas interval dan fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas  Xi
Contoh :
marilah kita hitung rata – rata untuk nilai ujian statistika yang terdapat dalam daftar III     ( 1 ) halaman 45 . untuk keperluan ini kita buat tabel berikut :
Nilai
ujian
Frek .
fi
Tanda kel.
Xi
Produk
fixi
31 – 40
1
35,5
35,5
41 – 50
2
45,5
91,0
51 – 60
5
55,5
277,5
61 – 70
15
65,5
982,5
71 – 80
25
75,5
1.887,5
81 – 90
20
85,5
1.710,0
91 – 100
12
95,5
1.146,0
Jumlah
80
458,5
6.130,0
Catatan : frekuensi berbeda dari yang terdapat dalam daftar III ( 1 ) .
Dari tabel diatas didapat :   = 80 dan   = 6130,0  . Rumus IV ( 4 ) memberikan :
x̅ =  6130,0  =  76, 62
           80
Rata – rata nilai statistika 76 , 62
Dalam perhitungan dia atas , diambil tanda kelas yaitu setengah dari jumlah ujung bawah dan ujung atas , sebagai wakil tiap kelas interval . jadi , telah dianggap ada mahaiswa yang mendapat nilai 35,5 , ada dua orang yang mendapat nilai 45,5 dan begitu seterusnya .
Cara kedua untuk menghitung rata – rata dari data dalam daftar distribusi frekuensi ialah  dengan cara sandi atau cara  singkat . untuk ini ambil salah satu tanda  kelas , namakan x0. Untuk harga x0 ini diberi nilai sandi c = 0 . tanda kelas yang lebih dari x0 berturut – turut diberi harga sandi c =  - 1 , c = -  2 , c = - 3 , dan seterusnya. Tanda kelas yang lebih besar dari x0 berturut – turut mempunyai harga – harga sandi c = + 1 , c = + 2 , c = + 3 dan seterusnya . dengan ini semua jika p = panjang kelas interval yang sama besarnya , maka rata – rata dihitung oleh :
IV ( 5 ) …………………………. x̅ = X0 + P ( )
Contoh : untuk data nilai ujian matematika 80 mahasiswa kita perlu menyusun tabel berikut :
Nilai ujian
Fi
xi
ci
fi. ci
31 – 40
1
35,5
-4
-4
41 – 50
2
45,5
-3
-6
51 – 60
5
55,5
-2
-10
61 – 70
15
65,5
-1
-15
71 – 80
25
75,5
0
0
81 – 90
20
85,5
1
20
91 – 100
12
95,5
2
24
Jumlah
80
-           
-
9
Telah diambil  x0 = 75,5 dan nilai sandi c = 0 telah diberikan untuk ini . harga – harga  c =-1,  c  = -2 , c = -3 , c = -4 telah diberikan berturut – turut untuk tanda – tanda kelas 65,5 ; 55,5 ; 45,5 ; dan 35,5 . tanda kelas yang lebih besar dari x0 = 75,5 berturut – turut diberi harga c = 1 dan c = 2 . karena p = 10 , maka dengan rumus IV ( 5 ) , dengan = 9 , didapat :
x̅ = 75 ,5 + ( 10 ) . ( 9   ) = 76 , 62
                                 80
Hasil yang sama dengan ketika menggunakan rumus IV ( 4 ) . ini memang demikian , dan sebenarnya rumus IV ( 5 ) didapat dari rumus IV ( 4 ) dengan menggunakan rumus transformasi ci = xi – x0       berdasarkan sifat  :
  P
a.   Jika tiap nilai data xi ditambah / dikurangi dengan sebuah bilangan tetap d , maka rata –         rata x̅ untuk data baru bertambah / berkurang dengan d dari rata – rata data lama .
b.  Jika tiap data xi dikalikan dengan sebuah bilangan tetap d , maka rata – rata    untuk data baru menjadi d dikali rata – rata data lama .

ontoh :
Nilai Statistik dari 10 mahasiswa STMIK adalah sebagai berikut :
8 6 6 7 8 7 7 8 6 6
jadi meannya adalah 2
b. Data tunggal sebagian atau seluruh skornya berfrekuensi lebih dari satu
3
Maka
4
dengan xi merupakan nilai data
c. Data kelompok (dalam distribusi frekuensi)
Cara mencari mean data kelompok ada dua , yaitu cara panjang dan cara pendek (sandi).
a) Cara panjang
5
dengan xi merupakan tanda kelas dari interval ke-i
dan f merupakan frekuensi interval ke-i
b) Cara pendek / sandi
Adapun langkah- langkanya adalah sebagai berikut :
1. Ambil sembarang tanda kelas ( biasanya yang letaknya ditengah) , misalnya x0
2. Hitung ci dengan rumus
6dimana p merupakan panjang interval
3. Rumusan mean dengan cara pendek
7
Contoh diperoleh rata-rata sebagai berikut :
a. Cara panjang
8
Berdasarkan persamaan pada cara panjang diperoleh rata-rata hitung dari data tersebut adalah
9
b. Cara pendek / sandi
Diambil x0 = 63,5 (tanda kelas ke-4) dan diketahui p = 8, maka diperoleh10
Berdasarkan persamaan pada cara pendek/sandi diperoleh rata- rata hitung
11
2. Rata-rata Tertimbang
Rata-rata tertimbang adalah rata-rata yang memperhitungkan frekuensi dari tiap-tiap nilai variabel. Rumus untuk rata-rata ini adalah :
1
Contoh :
Jika 5 mahasiswa mendapat nilai 70 : 6 mahasiswa mendapat 69 : 3 mahasiswa mendapat nilai 45 : 1 seorang mahasiswa mendapat nilai 80 : 1 dan seorang lagi mendapat nilai 56 untuk data tersebut sebaliknya ditulis sebagai berikut :
2
Pada nilai rata-rata ujian tersebut untuk ke-16 mahasiswa itu ialah :
3
3. Rata-rata Gabungan
Rata-rata gabungan, yaitu rata-rata dari beberapa sampel lalu disajikan satu. Rata-rata gabungan adalah cara yang tepat untuk menggabungkan rata-rata hitung dari beberapa sampel.
1
Contoh :
Tiga sub sampel masing-masing berukuran 10, 6, 8 dan rata-ratanya 145, 118, dan 162. Berapa rata-ratanya?
Jawab
2
MODUS (Mo)
Modus adalah nilai yang mempunyai frekuensi paling banyak. Modus tidak harus tunggal,artinya nilainya bisa lebih dari satu. Adapun cara mencari modus untuk data tunggal tinggal dilihat frekuensinya. Untuk data dalam daftar distribusi frekuensi, modus ditentukan dengan rumus :
18
dengan
b = batas bawah kelas modus yaitu kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p = panjang interval kelas modus
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelum kelas modus
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudah kelas modus
Jika rumus di atas digunakan untuk mencari modus dari tabel di bawah ini
8
Maka diperoleh :
a. kelas modus = kelas ke-4
b. b = 59,5
c. b1 = 15 – 6 = 9
d. b2 = 15 – 13 = 2
e. p = 8
19
MEDIAN (Me)
Median adalah suatu nilai yang membagi distribusi data menjadi dua bagian yang sama besar atau suatu nilai yang menbagi 50% frekuensi bagian atas dan 50% frekuensi bagian bawah, sehingga frekuensi yang terdapat di atas sama dengan frekuensi yang trdapat di bawah. Oleh karena itu median dari sejumlah data tergantung pada frekuensinya bukan variasi nilai- nilainya.
Adapun cara mencari median, antara lain :
a. Data tunggal sebagian atau seluluh skornya berfrekuensi lebih dari satu
Sebelum dihitung mediannya, data diurutkan lebih dulu dari data yang terkecil ke yang terbesar. Rumusan median untuk data tunggal dibedakan jadi dua, yaitu :
20
Contoh
1. Untuk contoh tabel sebelumnya dengan data 8 6 6 7 8 7 7 8 6 6.
Setelah data diurutkan diperoleh 6 6 6 6 7 7 7 8 8 8. Jumlah data genap sehingga untuk mencari median digunakan rumus di atas dan diperoleh
21
2. Diketahui data sebagai berikut.
22
Tentukan median dari data di atas!
Untuk data di atas diketahui n ganjil, sehingga untuk mencari median digunakan rumus pertama dan diperoleh :
23
b. Data kelompok ( dalam distribusi frekuensi)
Untuk data yang disusun dalam daftar distribusi frekuensi, median dihitung dengan rumus :
24
dengan
b = batas bawah kelas median
p = panjang kelas median
n = jumlah data
F = jumlah frekuensi kumulatif sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
Contoh
Dari tabel sebelumnya diperoleh kelas median terletak pada interval ke-4, sehingga diperoleh b = 59,5 ; p = 8; n = 50 ; F = 15 dan f = 15 akibatnya
25
B.         Rata – rata ukur
Jika perbandingan tiap dua data berurutan tetap atau hampir tetap , rata – rata ukur lebih baik dipakai daripada rata – rata hitung , apabila dikehendaki rata – ratanya . untuk data bernilai x1 , x2 ………….. xn , maka rata – rata ukur U di definisi sebagai :
                                    IV ( 6 )
Yaitu akar pangkat n dari produk ( x1 . x2 . x3 ………….. xn )
Contoh : rata – rata ukur untuk data x1 = 2, x2 = 4 dan  x3 = 8 adalah
  = 4
Untuk bilangan bernilai besar , lebih baik digunakan logaritma . rumus IV ( 6 )  menjadi :
IV ( 7 ) ………………………………………..
                                                                                     n
yakni logaritma rata – rata ukur U sama dengan jumlah logaritma tiap data dibagi oleh banyak data . rata – rata ukur U  akan didapat dengan cara mencari kembali logaritmanya .
contoh : sekedar menunjukkan penggunaan rumus IV ( 7 ) . kita ambil x1 = 2 , x2 = 4 dan x3 = 8 maka log 2 = 0, 310 ; log 4 = 0, 6021 dan log 8 = 0, 9031 .
log U = log2 + log 4 + log 8
                           3
Atau log U = 0,3010 + 0,6021 + 0,9031   = 0.6021
                                          3
Sehingga setelah dicari kembali akhir dari logaritma , rata – rata ukur U = 4
Untuk fenomena yang bersifat tumbuh dengan syarat – syarat tertentu seperti pertumbuhan penduduk , bakteri dan lain – lain , sering digunakan rumus yang mirip rata – rata ukur ialah :
IV ( 8 ) ………………… pt = pn ( 1 +      )     t  
                                                               100
Dengan = p0  = keadaan awal atau permulaan
 = pt = keadaan akhir
 = x̅ = rata – rata pertumbuhan penduduk setiap satuan waktu .
             = t = satuan waktu yang digunakan .
Contoh :
 Penduduk Indonesia pada akhir tahun 1946 ada 60 juta sedangkan akhir tahun 1956 mencapai 78 juta . untuk menentukan laju pertumbuhan rata – rata penduduk Indonesia tiap tahun maka kita pakai rumus IV ( 8 ) dengan t = 10 , p0 = 60 dan pt = 78 .
Maka didapat   : 
78 = 60  ( 1 +      ) 10
                       100
Atau 1, 8921 = 1, 7782 + ( 10 ).log ( 1 +      )
                                                                  100
Menghasilkan ( 1 +      )  = 1,0267 à    =    2, 67  
                                100
Laju pertumbuhan = 2 , 67 % tiap tahun .
Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi  rata – rata ukurnya dihitung dengan rumus :
IV ( 9 ) ……………………
Dengan xi seperti biasa menyatakan tanda , fi = frekuensi yang sesuai dengan xi dan harga rata – rata ukur U dicari kembali dari log U .
Contoh : untuk data dalam daftar III ( 1 ) tentang nilai mata ujian 80 mahasiswa kita bentuk dalam tabel berikut :
Nilai ujian
Fi
Xi
Log xi
fi log xi
( 1 )
( 2 )
( 3 )
( 4 )
( 5 )
31 – 40
1
35,5
1,5502
1,5502
41 – 50
2
45,5
1,6580
3,3160
51 – 60
5
55,5
1,7443
8,7215
61 – 70
15
65,5
1,8162
27,2430
71 – 80
25
75,5
1,8779
46,9475
81 – 90
20
85,5
1,9320
38,6400
91 – 100
12
95,5
1,9800
23,7600
Jumlah
80
-           
-           
150,1782
Kolom 3 adalah tanda kelas , kolom 4 adalah merupakan logaritma dari kolom 3 dan kolom 5 adalah menyatakan hasil kali antara kolom 2 dan kolom 4 . didapat    = 150 ,1782 dan  = 80
Log U =  150 ,1782  = 1,8772
                       80
Yang menghasilkan U = 75 , 37
Nilai ujian itu mempunyai nilai rata – rata ukur  75 , 37 .
C.  Rata – rata harmonik
Rata – rata yang ketiga adalah rata – rata harmonik . salah satu penerapan rata – rata harmonik adalah pada analisis variansi dua jalan atau lebih dengan sel tak sama yang akan dibahas pada bab XIII . 
H =            n
Untuk data x1 , x2 , x3 , ………………. Xn dalam bentuk sampel berukuran n , maka rata – rata harmonic ditentukan oleh :
IV ( 10 ) ……………………………
Contoh :
H =                    n
       1 + 1  +  1 + 1 + 1 + 1
       3     5     6     6    71   12  
 
Rata – rata harmonic untuk kumpulan data : 3 , 5 , 6 , 6 , 7 , 10 , 12 , dengan n = 7 ialah :
                        
                                                                         = 5,87
Untuk data dalam distribusi frekuensi , maka rata – rata harmonic dihitung dengan rumus
Dengan xi = tanda kelas interval dan fi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas xi .
Contoh : jika untuk nilai ujian dalam daftar III ( 1 ) dihitung rata – rata harmoniknya , maka tabel berikut diperlukan .
Nilai ujian
fi
xi
Fi/xi
1
2
3
4
31 – 40
1
35,5
0,0282
41 – 50
2
45,5
0,0440
51 – 60
5
55,5
0,0901
61 – 70
15
65,5
0,2290
71 – 80
25
75,5
0,3311
81 – 90
20
85,5
0,2339
91 – 100
12
95,5
0,1256
Jumlah
80
-
1,0819
            Kolom ( 3 ) merupakan tanda kelas dan kolom ( 4 ) adalah hasil bagi kolom ( 2 ) oleh kolom ( 3 ) dari tabel didapat  = 1, 0819   = 80 , sehingga dengan rumus IV ( 11 ) diperoleh :
     H =  8 0   = 73 , 94
           1,0819
Rata – rata harmonic untuk ujian tersebut adalah = 73 , 94 .
Untuk itu , data dalam daftar III ( 1 ) telah didapat  x̅ = 76,62 , U = 75,37 dan H = 73,94 . ternyata terdapat hubungan H < U < x̅ . secara umum berlaku : H < U < x̅
D.  Modus
Untuk menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi atau paling banyak terdapat digunakan ukuran modus disingkat Mo . ukuran ini juga dalam keadaan tidak disadari sering dipakai untuk menentukan rata – rata data kuantitatif . jika kita dengar atau baca : kebanyakan kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit malaria , pada umumnya kecelakaan lalu lintas karena kecerobohan pengemudi . maka ini tiada lain masing – masing merupakan modus penyebab kematian dan kecelakaan lalu lintas .
Modus dari sekelompok nilai X1 , X2 , X2 , X3 , ……….. Xn adalah nilai ( atau nilai – nilai yang tertinggi ) . berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa modus adalah nilai       ( nilai – nilai ) yang frekuensi tinggi . dalam hal semua data mempunyai frekuensi kemunculan yang sama , maka dikatakan bahwa tidak ada data yang mempunyai frekuensi yang tertinggi . dengan demikian dalam hal semua data mempunyai frekuensi yang sama , maka tidak ada modus pada kumpulan data tersebut .  
Modus untuk data kuantitatif ditentukan dengan jalan menentukn frekuensi terbanyak diantara data itu .
Contoh : terdapat sampel dengan nilai – nilai data :
12 , 34 , 14 , 34 , 28 , 34 , 34 , 28 , 14 . dalam tabel dapat disusun seperti dibawah ini .
Frekuensi terbanyak ialah f =  4 , terjadi untuk data bernilai 34 . maka modus Mo = 34 .
Xi
fi
12
1
14
2
28
2
34
4
 Jika data kuantitatif  telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi , modusnya dapat ditentukan dengan rumus :
IV ( 13 ) ……………… Mo = b + p (  )
Dengan b = batas kelas modal , ialah kelas interval dengan frekuensi terbanyak .
 P = panjang kelas modal
 b1= frekuensi modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih   kecil sebelum tanda kelas normal .
b2= frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas modal .
jika rumus IV ( 13 ) digunakan untuk mencari modus Mo dari data dalam daftar III ( 1 ) , maka dari daftar berikut diperoleh :
daftar IV ( 2 )
Nilai ujian
f1
31 – 40
1
41 – 50
2
51 – 60
5
61 – 70
15
71 – 80
25
81 – 90
20
91 – 100
12
Jumlah
80
Kelas modal = kelas kelima
b                   = 70, 5
b1                 = 25 – 15 = 10
b2                 = 25 – 20 = 5
p                   = 10 .
Mo = 70,5  + (10) (  )
Mo = 77,17
Modus , dibandingkan dengan ukuran lainnya , tidak tunggal adanya . ini berarti sekumpulan data bisa mempunyai lebih dari sebuah modus .
Contoh :
Diberikan data seperti dibawah ini .
xi
Fi
75
8
60
7
92
8
64
7
35
2
Dapat dilihat bahwa ada masing – masing bernilai 75 dan 92 . ini menyatakan bahwa modusnya ada dua , ialah 75 dan 92 .
E.     MEDIAN
Median disebut juga nilai tengah karena letak median ada ditengah – tengah kumpulan data  kalau data tersebut diurutkan . dengan perkataan lain , median adalah suatu nilai yang membelah sekelompok data menjadi dua bagian yang cacahnya ( banyaknya ) sama.
Untuk membicarakan median , diperkenalkan lambing X (i) , yang berarti nilai pada urutan ke – i setelah datanya diurutkan dari kecil ke yang besar .
Median menentukan letak data setelah data itu disusun menurut urutan nilainya . kalau nilai median sama dengan Me , maka 50% dari data harga – harganya paling tinggi sama dengan Me sedangkan 50% lagi harga – harganya paling rendah sama dengan Me .
Jika banyak data ganjil , maka median Me , setelah data disusun menurut nilainya , merupakan data paling tengah . 
Contoh :
Sampel dengan data = 4 , 12 , 5 ,7 ,8 , 10 , 10 setelah disusun menurut nilainya menjadi : 4 , 5 , 7 , 8 , 10 , 10 , 12 . data paling tengah bernilai 8 jadi Me = 8 .
Untuk sampel ukuran genap setelah data disusun menurut urutan nilainya , mediannya sama dengan rata – rata hitung dua data tengah .
Contoh :
Diberikan sampel dengan data 4 , 12 , 7 , 8 , 14 , 16 , 19 , 10 , 8 . setelah disusun menurut nilainya menjadi  : 7 , 8 , 8 , 10 , 12 ,14 , 16 , 19 . maka nilai tengahnya ialah 10 dan 12 ; sehingga median Me = ½ ( 10 + 12 ) = 11 .
Untuk data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi , mediannya dihitung dengan rumus :
Me = b + p (  )
Dengan b = batas bawah nilai median
              p = panjang kelas median
              n = ukuran sampel atau banyak data
              F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih dari tanda kelas median .
              f = frekuensi kelas median .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar